Kamis, 29 Mei 2014

Contoh Penyelesaian Soal Limit

Secara umum, Limit dapat diselesaikan dengan dua cara,yaitu :
1. substitusi secara langsung
2. mengubah bentuk persamaan terlebih dahulu

Cara 1: substitusi secara langsung.
Cara ini adalah yang paling mudah. ini dapat dilakukan jika ketika nilai yang dimasukkan tidak memiliki hasil 0/0 ataupun tak terdefenisi. contoh soalnya ditunjukkan sebagai berikut :

contoh 1: 

Jawaban untuk soal diatas adalah sebagai berikut:
 

Untuk soal no.2 , dijelaskan sebagai berikut:

 Jawabannya:





Cara2: mengubah bentuk persamaan terlebih dahulu
Cara ini dilakukan jika ketika nilai batas yang diketahui apabila disubstitusi secara langsung akan menyebabkan nilai limit bernilai 0/0 atau nilainyatidak terdefinisi . jika ini yang terjadi, maka persamaan tersebut harus diubah dulu. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:




maka jawabannya disajikan sebagai berikut:


Untuk contoh berikutnya,



maka jawaban limit diatas  tampak seperti berikut ini:





Selanjutnya, kita akan membahas contoh limit lainnya.

menyelesaikan limit dengan cara merasionalkan bentuk penyebut
Ini dilakukan untuk limit yang fungsinya harus dirasionalisasi terlebih dahulu.Perhatikan contoh berikut ini:



soal seperti ini harus dirasionalkan terlebih dahulu. Cara merasionalkan bentuk akar telah dipelajari sewaktu kelas 1 sma . maka jawaban untuk soal diatas, 



 

soal berikutnya disajikan sebagai berikut :



makaa jawabannya adalah ....


menyelesaikan limit dengan cara membaginya dengan pangkat tertinggi
ini dilakukan untuk menyelesaikan limit fungsi dimana nilai limitnya menuju tak terhingga. untuk pembahasannya , silahkan simak penjelasan berikut ini.


maka jawabannya menjadi:

Penerapan Limit di Kehidupan Nyata

Bahkan, limit dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari seperti:
- teknik : menghitung tingkat kedetailan pembuatan suatu mesin dan sejenisnya
- teknologi informasi : utk mendeteksi atau menentukan areal kerusakan pada saluran air. 
- masalah nyata : utk mencari petakan sebuah tanah dan pembuatan tanggal kedaluarsa makanan
- ekonomi : 


Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Keseimbangan Pasar

Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel harga serta variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga produk itu sendiri, pendapatan konsumen, harga produk yang diharapkan pada periode mendatang, harga produk lain yang saling berhubungan dan selera konsumen

Bentuk Umum Fungsi Permintaan:

Q = a – bP  atau

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum permintaan yaitu apabila harga naikl jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang diminta akan bertambah.


Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan variabel  harga dan variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga produk tersebut, tingkat teknologi yang tersedia, harga dari faktor produksi (input) yang digunakan, harga produk lain yang berhubungan dalam produksi, harapan produsen terhadap harga produk tersebut di masa mendatang
Bentuk Umum :
Q = -a + bP  atau

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini mencerminkan,
hukum penawaran yaitu apabila harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan berkurang.

Keseimbangan Pasar 
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Syarat Keseimbangan Pasar:
Qd = Qs
Q= jumlah permintaan
Q= jumlah penawaran
E    = titik keseimbangan
P= harga keseimbangan
Q= jumlah keseimbangan

Contoh Soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10 – 5P dan fungsi penawarannya  adalah
Qs =  – 4 + 9P
a.  Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ?
b.  Tunjukkan secara geometri !

Jawab:
a.)  Keseimbangan pasar :
Qd =     Qs
10 – 5 P           =  – 4 + 9P
14P       =     14
P       =      1  ≡  Pe
Q    =  10 – 5P
Q     =  5      ≡ Qe

Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 5,1 )






Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika produk dikenakan pajak t per unit, maka akan terjadi perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan pajak sebagian dikenakan kepada konsumen sehingga harga produk akan naik dan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat digambarkan sebagai berikut.




Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen :   tk =  Pe‘ – Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen :    tp =  t – tk
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah :    T  =  t x Qe

Contoh soal:
Diketahui suatu produk ditunjukkan fungsi permintaan P = 7 + Q dan fungsi penawaran
P = 16 – 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit
  1. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ?
  2. Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?
  3. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen dan produsen ?
Jawab :

Keseimbangan pasar sebelum pajak
    Qd = Qs

    7 + Q    =  16 – 2Q                              P  =  7 + Q
    3Q        =  9                                         P  =  7 + 3
    Qe =  3                                         Pe =  10
    Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )
    Keseimbangan pasar sesudah pajak
    Fungsi penawaran menjadi :
    P    =  16 – 2Q + t
    =  16 – 2Q + 3
    =  19 – 2Q                                         

    Os = Qd

    19 – 2Q  =   7 + Q
    3Q     =    12
    Qe‘  =    4
    P     =  19 – 2Q
           =  19 – 8
    Pe‘  =  11

    Jadi keseimbangan pasar setelah pajak E’ ( 4,11 )

    T    =  t x Qe
          =  3 . 4
          =  12  ( Besarnya penerimaan pajak oleh pemerintah Rp. 12,- )

    tk =  Pe‘ – Pe
            =  11 – 10
            = ( Besar pajak yang ditanggung konsumen Rp. 1,- )

        tp =  t – tk
            =  3 – 1
            =  2  ( Besar pajak yang ditanggung produsen Rp. 2,- )


        Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
        Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
        Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka akan terjadi penurunan harga produk sehingga keseimbangan pasar atas produk tersebut juga akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ – s



        Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen :   sk =  Pe – Pe
        Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen :    sp =  s – sk
        Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah :    S  =  s x Qe

        Contoh Soal :
        Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Qd = 12–2P sedangkan penawarannya Qs =  -4 + 2P pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 2,- setiap unit barang.
        a.  Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sebelum subsidi ?
        b.  Berapakah jumlah dan harga keseimbangan sesudah subsidi ?
        c.  Berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan produsen ?
        d.  Berapa subsidi yang diberikan pemerintah ?

        Jawab:
        a.)    Keseimbangan pasar sebelum subsidi
        Q= Qs

        12 – 2P  =  -4 + 2P
                  Pe =    4
                  Qe =  4

        ( Keseimbangan pasar sebelum subsidi E = ( 4, 4 ))

        b.)    Keseimbangan pasar sesudah subsidi:

        Qd   =  12 – 2P    =>     P  = -½ Qd + 6
        Qs   =  -4 + 2P     =>     P  =  ½ Qs + 2

        Sesudah Subsidi Fungsi Penawaran menjadi
        P  =  ½ Q + 2 – 2
        P  =  ½ Q

        Sehingga Kesimbangan pasar sesudah subsidi menjadi:

        - ½ Q + 6  =  ½ Q
               Qe‘     =    6
               P  =  ½ Q
               Pe‘  =  3
        ( Keseimbangan pasar setelah subsidi E’ = ( 6, 3 ) )

        c.)     sk =  P– Pe‘                                                              
                     =   4 – 3
                     =  1
                 sp =  s – sk
                     =  2 – 1
                     =  1
        (Besar subsidi untuk konsumen Rp. 1,- )     ( Besar subsidi untuk produsen = Rp. 1,- )

        d.)  Subsidi yang diberikan pemerintah
        S    =  s x Qe
              =  2 . 6
              =  12

        Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan 

        Fungsi Biaya 
        Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan, biaya tetap merupakan sebuah konstanta. Sedangkan biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya. Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan.

        FC = k
        VC = f(Q) = vQ
        C = g (Q) = FC + VC = k + vQ



        Keterangan:
        FC = biaya tetap
        VC= biaya variabel
        C = biaya total
        k = konstanta
        V = lereng kurva VC dan kurva C

        Contoh Soal:
        Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya ! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang ?
        Jawab :
        FC = 20.000
        VC = 100 Q
        C = FC + VC → C = 20.000 +  100 Q
        Jika Q = 500, C = 20.000 + 100(500) = 70.000



        Fungsi Penerimaan 
        Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut.

        R = Q x P = f (Q)

        Contoh Soal:
        Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ?

        Jawab:
        R = Q x P
        = Q x 200 = 200Q
        Bila Q = 350 → R = 200 (350)  = 70.000

        Analisis Pulang Pokok 
        Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.

        Contoh Soal:
        Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan mengalami pulang pokok ? apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi 150 unit ?

        Jawab:

        Diketahu:

        C  =  20.000 + 100Q
        R  =  200Q

        Syarat Pulang Pokok
        R  =  C
        300Q  =  20.000 + 100Q
        200Q  =  20.000
        Q  =  100
        Jadi pada tingkat produksi 100 unit dicapai keadaan pulang pokok
        Jika Q = 150, maka
        π = R – C
        = 300Q  – ( 20.000 + 100Q)
        =     200 Q – 20.000
        = 200(150) – 20.000
        = 10.000

        ( Perusahaan mengalami keuntungan sebesar Rp. 10.000,- )

        Mengapa Kita Harus Mempelajari Limit?

        Menurut pendapat pribadi saya, kita harus mempelajari limit agar bisa menghitung di suatu titik dan ti tak hingga dan juga untuk menghitung bentuk tak tentu melalui fungsi aljabar dan trigonometri. Dengan ini kita bisa mengetahui suatu pendekatannya (nilai pendekatan) tersebut.

        Definisi dan Pengertian Limit

        Definisi limit

        Limit bisa disebutkan dengan istilah pendekatan dalam istilah matematika. Maka itu nilai limit sekarang dikatakan sebagai nilai pendekatan.

        Ada 8 teorema-teorema limit untuk mempermudahkan kita menentukan limit suatu fungsi.




        Pengertian limit

        Contoh:
        Diketauhui fungsi f(x) = 2x + 1 , berapakah nilai f(x) jika x mendekati 2?

        Dengan contoh yang ada di atas serta penyelesaiannya yang akan terampil di bawah, akan menjelaskan pengertian limit sebagai berikut:

        Untuk menentukan nilai f(x) jika mendekati 2, pertama kita akan memilih nilai x disekitar 2.

        X
        1.8
        1.9
        1.95
        1.96
        1.97
        1.98
        1.99
        2
        2.01
        2.02
        2.03
        f(x)
        4.6
        4.8
        4.9
        4.92
        4.94
        4.96
        4.98
        5
        5.02
        5.4
        5.06

        Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jika x mendekati 2, f(x) mendekati 5 dari kiri maupun dari kanan. Pada akhirnya nilai f(x) terus menerus mendekati 5 jika x terus menerus mendekat 2.




                    




        Senin, 26 Mei 2014

        Sejarah Limit

        Matematika merupakan salah satu pelajaran inti yang sudah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan negara Indonesia. Matematika sudah di ajarkan sejak di bangku Sekolah Dasar, hingga masih terus diaplikasikan di pekerjaan bahkan di kehidupan sehari-hari. Matematika memiliki banyak bagian-bagian mulai dari matematika dasar hingga yang levelnya lebih tinggi.

        Ketika SMA, limit adalah salah satu pelajaran yang di ajarkan. Limit dapat diterapkan di dunia kerja bahkan di dalam kehidupan sehari-hari.




        SEJARAH LIMIT

        Limit dikembangkan dari masa ke masa, dikembangkan oleh berbagai peneliti untuk mencapai suatu kesempurnaan di rumusnya. Salah satu penelitinya yaitu bernama Gottfried Willhelm Leibniz (1646 - 1716). Leibniz adalah anak seorang profesor filsafat moral, Friedrich Leibniz warganegara Jerman. 



        Gottfried Willhelm Leibniz (1646-1716)

        Christian Huygen








        Erhard Wiegel





        Tahun 1661, saat umur 15 tahun (tergolong jenius), dia masuk universitas Leipzig dengan mengambil jurusan hukum. Ia baru menyadari bahwa minatnya merupakan di bidang filsafat, namun ia tetap meluluskan kuliahnya di bidang hukum pada tahun 1663, sebelum ia pindah ke Jena. Di sana, ia baru memahami pentingnya pembuktian matematika terhadap logika dan filsafat. Filsafat menjadi alasan dasar mengapa Leibniz mempelajari Matematika karena keduanya memiliki hubungan. 



        Pertemuan dengan Huygens
        Ada dua tokoh yang menjadi pengaruh Leibniz dalam bidang matematika. Seorang matematikawan bernama Erhard Wiegel dan juga seorang fisikawan bernama Christian Huygen (jauh berpengaruh lebih besar) setelah mereka bertemu pada saat Leibniz berumur 26 tahun di Paris. Huygens memang seorang fisikawan, tapi karya-karya terbaiknya justru terkait dengan horologi (ilmu tentang pengukuran waktu), sebagai peneliti tentang gerakan cahaya, juga dalam bidang matematika. Huygens memberi Leibniz makalahnya tentang dasar matematika pada pendulum buatannya kepada Leibniz. Melihat bagaimana matematika bekerja dengan hebat, Leibniz memohon agar Huygens bersedia mengajarinya matematika. Dengan senang hati Huygens bersedia.

        Untuk memberi impresi kepada Huygens, Leibnez memamerkan hasil-hasil penemuannya. Salah satu yang disebutkan adalah mesin penghitung yang dikatakannya jauh lebih hebat dibanding buatan Pascal, yang hanya dapat menangani tambah dan kurang; sedangkan mesin buatan Leibniz dapat menangani perkalian, pembagian dan menghitung akar bilangan. Di bawah bimbingan Huygens, dengan cepat Leibniz menemukan jati dirinya, yaitu sebagai seorang matematikawan. Proses pembelajaran dari Huygens sempat tertunda beberapa bulan saat Leibniz harus bertugas di London sebagai Atase. Ketika di London, Leibniz menghadiri pertemuan dengan Royal Society, dimana dia menunjukkan kerja mesin hitung penemuannya. Penemuan dan hasil karyanya itu membuat Leibniz diangkat sebagai anggota Royal Society berwarganagara asing (bukan orang Inggris) sebelum dia pulang ke Paris pada tahun 1673. Tidak lama kemudian, Leibniz dan Newton pada saat hampir bersamaan diangkat menjadi anggota Akademi Sains Perancis berwarganegaraan asing. Merasa puas dengan prestasi yang diraih Leibniz, Huygens menyuruh anak didiknya ini terus menekuni matematika. Dalam perpisahan dengan Huygens di Paris, guna kembali ke Hanover, Leibniz berjanji akan menggunakan waktu senggangnya untuk menekuni matematika. Tahun 1676, Leibniz mengabdikan dirinya pada Duke Brunswick-Luneburg. Newton dan Leibniz, keduanya mengaku sebagai penemu kalkulus.
        ______________________

        Leibniz vs Newton
        Newton memulai ide tentang kalkulus pada tahun 1660-an, tetapi karya-karya tersebut tidak diterbitkan selama hampir 20 tahun. Tidak ada yang mengetahui secara jelas, apakah Leibniz pada usia 33 tahun menemukan karya-karya “terpendam” Newton pada saat melakukan kunjungan ke London, karena pada saat itu pula dia sedang mengembangkan kalkulus, meski dengan versi sedikit berbeda dari versi Newton, di mana temuan ini selalu diperdebatkan orang. Keduanya memang pernah saling berkirim surat pada tahun 1670-an, sehingga sulit ditentukan siapa mempengaruhi siapa. Teori yang mereka kemukakan memberikan hasil akhir yang sama, namun cara kerjanya sangatlah berbeda. Newton mengirim surat ke Leibniz yang memakan waktu lama untuk sampai di tangan Leibniz. Surat ini berisikan hasil yang diperoleh Newton tanpa disertai penjelasan cara dan metode memperolehnya. Leibniz segera membalas surat tersebut, tapi Newton tidak menyadari bahwa suratnya baru diterima Leibniz, dan diperlukan waktu 6 minggu untuk membalasnya. Balasan surat Leibniz ini menyadarkan Newton bahwa dia harus menerbitkan metode perhitungan secepat mungkin.

        Newton menulis surat kedua pada tahun 1676, tetapi surat itu baru diterima Leibniz pada Juni 1677 karena Leibniz sedang berada di Hanover. Surat kedua ditulis Newton dengan nada lebih “sopan” yang menyebutkan bahwa bukan Leibniz yang mencari metode kalkulus. Jawaban surat Leibniz berisikan prinsip-prinsip dasar dan terperinci tentang diferensial kalkulus versinya, termasuk melakukan diferensial fungsi atas suatu fungsi.


        Kalkulus
        Perbedaan yang sangat kecil, lebih kecil dari bilangan positif yang dapat anda beri nama tetapi tetap lebih besar dari nol. Bagi matematikawan jaman itu, hal tersebut adalah konsep yang sangat aneh. Newton malu dengan persamaan-persamaan tersebut sehingga hal ini tetap disembunyikan rapat-rapat. Ternyata os pada perhitungan hanyalah ‘batu loncatan’ menuju penyelesaian suatu perhitungan. 
        Sebaliknya, Leibniz memperhatikan perubahan kecil ini, dan tetap terpakai dalam semua perhitungannya; akhirnya derivatif y terhadap x bukanlah merupakan nisbah bebas bilangan maha kecil ini dari perubahan (fluxion) yº/xº, tapi nisbah bilangan maha kecil dy/dx. Kalkulus Leibniz, dengan dy dan dx dapat dimanipulasi seperti layaknya angka biasa. Alasan ini kiranya dapat menjawab pertanyaan mengapa para matematikawan lebih suka menggunakan notasi kalkulus Leibniz daripada notasi kalkulus Newton. Pada diferensial Leibniz ada “larangan” apabila terjadi 0/0, hal ini harus dihindari, dimana hal ini tidak terdapat pada fluxion Newton.

        Newton tetap bersikeras bahwa kalkulus adalah temuannya, keduanya saling tuduh bahwa masing-masing dari mereka merupakan plagiat. Namun, Leibniz tetap dalam pendiriannya dengan mengatakan bahwa ia mengembangkan kalkulus dengan versinya sendrirKomunitas matematika Inggris mendukung Newton dan menarik diri dari komunitas matematikawan benua Eropa yang mendukung Leibniz. Akibatnya, Inggris mengadopsi notasi fluxion Newton daripada mengadaptasi notasi diferensial Leibniz yang lebih “hebat.” Akibatnya cukup fatal, kelak, pengembangan kalkulus di Inggris menjadi jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.

        Konflik diantara kedua penemu kalkulus ini terus berlanjut. Sampai akhirnya, akhir tahun 1713, Leibniz mengeluarkan sebuah dokumen yang memaparkan segala kesalahan Newton dalam memahami derivatif kedua atau derivatif yang lebih besar lagi, didukung juga oleh Johann Bernoulli. Akhirnya, pada tahun 1673 Leibniz menyempurnakan notasi-notasi kalkulus versinya. Dua tahun kemudian, dia menulis manuskrip dengan menggunakan notasi: ?f(x)dx untuk pertama kalinya. Tahun 1676, menemukan notasi: d(xn) = nxn?¹ dx untuk integral dan pangkat n, dimana sejak tahun ini pula dia menghabiskan sisa hidupnya di Hanover.


        Menelaah Biner (binary)
        Tahun 1679, Leibniz pertama kali mengenalkan sistem bilangan berbasis dua (biner). Berawal dari korespondensi dengan Pere Joachim Bouvet, seorang jesuit dan misionaris di Cina. Lewat Bouvet ini, Leibniz belajar I Ching (sudah ada 5000 SM), heksagram (permutasi garis lurus dan garis patah yang sebanyak 6 susun) yang terkait dengan sistem bilangan berbasis dua. Yin dan yang pada heksagram yang dilambangkan garis putus dan garis lurus digantikan dengan angka 0 dan angka 1. Hasilnya heksagram dikonversi menjadi bilangan biner. Sistem bilangan ini – kelak, menjadi fondasi revolusi komputer.

        Ada versi lain yang mengatakan bahwa Leibniz mengemukakan teori penciptaan alam semesta dari kehampaan (void) lebih dari sekedar Tuhan/0 dan kehampaan/0, karena Leibniz berupaya menggunakan pengetahuan itu untuk mengajak warga Cina agar memeluk agama Kristen. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Leibniz merupkan seorang penganut Kristen yang taat, sehingga memiliki keinginan untuk menyebarkan ajaran agama Kristen/

        Istilah matematika Liebniz dalam biner ini tergolong sangat kontroversial, barangkali pengaruh latar belakang keluarga dan pendidikannya sangat besar. Begitu pula sikapnya terhadap bilangan imajiner (i atau v-1) yang disebutnya dengan roh kudus. Dia sebenarnya memahami bahwa bilangan i akhirnya mengungkapkan hubungan antara nol dan bilangan tidak terhingga.


        Mesin penghitung Leibniz
        Tahun 1667, Leibniz tinggal di Frankfurt, bekerja pada Boineburg yang menjabat sebagai Sekretaris masyarakat alkimia Nurenburg. Di sini, selama bertahun-tahun, Leibniz diajak untuk terlibat di dalam  berbagai proyek yang terkait dengan sains maupun politik. Leibniz memulai pembuatan mesin penghitung, dimana pada tahun 1673 ditemani keponakan Boineburg, dihadapan Royal Society (Inggris), guna mendemontrasikan mesin penghitung yang belum selesai. Mesin penghitung versi Leibniz merupakan penyempurnaan dari mesin penghitung ciptaan Pascal. Blaise Pascal menemukan mesin penjumlah pada tahun 1642 dan pada tahun 1673, Leibniz kemudian menyempurnakan mesin hitung Pascal dengan menambahkan operasi perkalian dan pembagian.


        Karir Leibniz
        Leibniz mengabdikan dirinya ke dalam tiga profesi utama: pustakawan, ahli sejarah dan penasihat. Pekerjaan Leibniz menjadi seorang sejarahwan ini membuat dia sering berkeliling Jerman, Austria bahkan sampai Italia dalam kurun waktu  3 tahun. Saat mengunjungi Vatikan, Leibniz ditawarkan oleh Paus untuk menjadi pustakawan di perpustakaan Vatikan. Namun ia menolak mentah-mentah tawaran itu karena ia diharuskan untuk memeluk agama Katolik. Lalu muncullah keinginannya untuk menyatukan kembali Protestan dan Katholik. Wakil dari kedua agama ini ditempatkan pada konferensi di Hanover tahun 1683, namun usaha ini gagal karena keinginan masing-masing agama untuk menguasai satu atas lainnya.

        Catatan kompetensi utama Leibniz sulit dipahami orang. Ilmu ekonomi, philology (ilmu tentang sejarah bahasa atau studi perpustakaan), hukum internasional (Liebniz adalah perintis bidang ini), menentukan pertambangan sebagai industri penggerak perekonomian Jerman, membangun pusat-pusat pendidikan, semuanya adalah minat-minat Leibniz.


        Moralis yang tidak etis?
        Leibniz tampaknya memendam keyakinan bahwa mendasarkan diri pada etika adalah suatu cita-cita semua pihak. Pada saat itu Leibniz membawa salinan ringkasan karya puncak Spinoza – disebut setelah melalui klarifikasi, yang belum dipublikasikan Ethica – makalah perkembangan etika dalam membahas karya geometri Euclid. Satu tahun kemudian, Spinoza meninggal. Para pemerhati filsafat yang membaca karya itu setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Leibniz, tapi tidak mengetahui bahwa sebenarnya karya tersebut adalah hasil “buah pikir” Spinoza. Para pakar bidang etika menyebut bahwa jangan terburu-buru menuduh Leibniz bersalah atau barangkali Liebniz mengemukakan pemikiran-pemikirannya tentang etika terpisah dengan Spinoza. Setidak-tidaknya ada dua contoh dalam matematika (fungsi ellips dan geometri non-Euclidian) yang dapat dijadikan dasar pembuktian bahwa itu merupakan karya Leibniz. Catatan harian dan surat-menyurat Spinoza yang dicari setelah meninggalnya tidak cukup memberi bukti bahwa Leibniz bersalah.


        Pengabdian akhir Leibniz
        Leibniz tak henti mengembangkan pemikirannya di bidang filsafat setelah berkencimpung di dunia filsafat setelah 25 tahun. Tidaklah mengherankan bagi para pembaca dan pemerhati kiprahnya, apabila mendengar bahwa Leibniz mencetuskan teori monads (substansi dasar individu merefleksikan tatanan jagat raya – replika miniatur dari jagat raya) menyatakan tentang segalanya dalam alam semesta ini ada dalam suatu tatanan. Masih ditambah, melancong ke metafisika dengan mencetuskan theorema optimisme - segala sesuatu diperuntukkan bagi yang terbaik dengan semua yang terbaik dari semua dunia yang dimungkinkan. Akan tetapi semua itu dilupakan orang karena barangkali dianggap mendahului jamannya. Pada tahun 1759, penjabaran secara rinci didemontrasikan oleh Voltaire (1694 – 1778) dengan karya besarnya Candide. Barangkali Theory of Everything dari Stephen Hawking juga mengambil nama yang pernah dicetuskan Leibniz. Siapa tahu?


        Sumbangsih
        Kalkulus tidak akan sempurna apabila tidak ada kiprah Leibniz. Minat Leibniz yang sangat beragam ternyata membuka cakrawala baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan atau memunculkan disiplin ilmu baru. Hukum internasional, sistem bilangan berbasis dua (binary) dan geologi adalah disiplin ilmu hasil cetusan dari Leibniz. Belum lagi karya mesin hitung yang merupakan penyempurnaan buatan Blaise Pascal ini sudah dianggap menjadi salah satu dari penemuan-penemuan paling penting.